SUAMIKU SAYANG
Suamiku
sedang apa ya sekarang? Setelah aku minta batalkan kunjungannya kepadaku malam
ini. Memang sudah menjadi kebiasaannya empat bulan terakhir untuk selalu
mengunjungiku di tiap malam minggu. Kami terpaut jarak cukup jauh saat aku di
perbantukan ke kantor cabang tempat perusahaanku bekerja. Rutin ia
mengunjungiku. Membosankan. Semua terjadi begitu saja tanpa ada sesuatu yang
menarik.
Makanya,
sekarang aku minta ia tak mengunjungiku malam ini. Aku beralasan akan lembur
hingga larut. Aku minta ia datang besok pagi saja. Padahal, aku bohong. Aku
ingin mengejutkannya. Aku ingin ada warna dalam pernikahanku. Bukan begini.
Mlempem. Adem.
Mentari
telah sempurna tenggelam di ufuk barat saat aku mulai masuk ke kota di mana
rumah kami berada. Asyik... aku akan datang mengejutkanmu sayang.
Emm...kira-kira suamiku sedang apa ya sekarang?
“Kemana
ibu?” tanya pak supir taxi kepadaku.
“Anggrek
dua, nomor lima belas ya pak.”
Taksi
meluncur. Hatikupun ikut meluncur. Membayangkan akan ada warna lain dalam kanvas
cintaku. Maklum, selama ini warna yang tergurat hanya biru, ungu, abu-abu. Aku
bosan, aku ingin ada merah di sana. Ada kuning membingkai. Ada hijau menyatu.
Tapi sepertinya itu tak akan segera terwujud jika aku hanya mengandalkan
suamiku. Suamiku terlalu lugu. Terlalu mlempem. Terlalu adem. Tapi aku cinta
dia. Aku suka senyumnya. Aku suka suaranya. Aku cinta. Aku sayang. Emm...
kira-kira suamiku sedang apa sekarang?
“Depan
stop ya pak.” Ucapku pada pak supir. Aku keluar setelah bayarkan beberapa lembar
rupiah kepadanya. Ia keluarkan uang kembalian. Tapi aku menolaknya. Ia
tersenyum gembira.
Taxipun
pergi, tapi eitss... apa ini? Ada mobil sedan hitam parkir di garasi rumahku.
Bukan milik suamiku. Milik siapa? Jangan-jangan..... ahh, aku hapus prasangkaku.
Suamiku kan lugu. Tak akan mungkin berbuat begitu. Tapi ini kan malam minggu?!
Siapa tahu?! Hmmm....
Aku
buka pintu rumah dengan kunci duplikatku. Aku langsung naik pitam saat kujumpai
sebuah tas hitam. Tas perempuan, tas cewek, tas wanita. Arghhh....
Aku
bergegas masuk ke dalam. Ke arah kamarku berada. Apa?! Pitamku langsung
memuncak, saat kutemukan sepasang stileto terserak. Satu tergeletak, satu masih
berdiri tegak. Aku mencoba menguasai diri, meski kepala sudah tersulut emosi.
Untung hatiku masih peduli, ia berkata... tenang dulu, jangan berprasangka
buruk begitu, suamimu kan lugu.
Baik,
aku coba menahan diri. Perlahan namun pasti, aku dekatkan telinga ke lubang
kunci. Apa yang aku dengar?! Ahh... uhh... ahh... uhh... suara perempuan. Ya,
suara cewek, suara wanita. Arghhh....
Tapi
eits... apa ini? Ada suara laki-laki dari dalam kamar. Tapi bukan suara suamiku.
Yang ini lebih gahar. Apa?! Suara laki-laki lain. Ada laki-laki lain di dalam
kamar selain suamiku. Jadi, mereka... mereka main bertiga. Threesome. Dua
laki-laki satu perempuan. Sebentar sebentar, dua laki-laki satu perempuan?!
Jangan-jangan. Oh my God. Laknat. Bejat.
Aku
tak mungkin bisa lagi mengontrol diri. Aku segera bangkit berdiri. Jbrak!!!
Sekuat tenaga pintu itu aku dobrak. Tidak tau rupanya, kalau aku ini seorang karateka.
“Binatangggg...!!!!!” aku berteriak dengan
lantang.
“Mbak
Sasi!”
“Guntur?!”
Aku
kaget. Aku tak mendapati suamiku di situ. Aku hanya menemukan Guntur, adik
iparku bersama seorang perempuan yang entah itu siapa. Mungkin kekasihnya.
“Emm...
kakakmu di mana?” lanjutku, lirih tertahan malu. Aku malu. Tak bisa aku
sembunyikan itu. Bisa kau bayangkan, saat ini aku masih berpose labil. Seperti
Uma Thurman di film Kill Bill.
“Mas
Guruh tadi keluar. Beli makan malam katanya.”
“Lalu,
kenapa kalian berada di kamarku?”
“Maaf
mbak, tadi asal nemu kamar. Maaf kalau kesasar.” Ucap iparku enteng.
“Ada
apa ini?” ucap suara dari belakang. Nah kalau yang ini suara suamiku.
“Loh?!
Sasi?! Sayang kok berada di sini?” lanjutnya terkejut.
Aku
hanya bisa terkekeh, masih menahan malu.
“Katanya
lembur, Sayang bohongnya?” lanjutnya dengan nada menggoda.
Aku
tak menjawabnya. Aku cukup memeluknya. Lalu aku kunci pintu setelah meminta
iparku dengan pacarnya itu keluar dari kamarku. Bagai serigala liar aku mulai
mencumbu suamiku. Suamiku masih diam membeku. Mungkin dia kaget dengan
tingkahku. Ah, tapi apa peduliku. Meskipun ia lugu, tapi ini kan malam minggu.
Siapa tahu kali ini ia berubah menggebu. Siapa tahu?!
Hihihi.. lucu jugak. Tapi sayang, agak kurang mengejutkan endingnya. Cobak kalau ternyata suaminya dengan laki-laki lain. Mungkin akan lebih mengejutkan :)))
BalasHapusJudulnya yang pas,"SALAH DOBRAK"
BalasHapus