^^

Selasa, 04 Oktober 2011

#15harimenulisdiblog #6 #tamankanakkanak


TK LUAR BIASA

                “Cita-cita Nanda kalau sudah besar mau jadi apa”
                “Pelukis huruf A.”
                “Ohh…pelukis.”
                “PELUKIS HURUF A!!”
                Aku berteriak kepadanya. Kakak yang baru aku kenal itu tak memahami maksudku. Entah siapa mereka semua. Tiap pagi datang silih berganti. Kadang rombongan kadang sendiri.  Datang setiap hari berganti-ganti.

                Namaku Nanda. Aku murid sekolah TK. Jika di tanya nanti besar jadi apa? Aku akan menjawab ingin menjadi pelukis huruf A. Aku suka huruf A. Suka. Tak tahu jika yang di tanya temanku akan menjawab apa. Yang pasti kita semua murid sekolah TK. TK luar biasa.
                Saat aku di minta untuk melakukan sesuatu. Aku pasti akan bertanya apakah ada huruf A di situ. Jika tidak ada, akupun pasti enggan melakukannya. Entah mengapa, aku jatuh cinta pada huruf A. Bagiku, semua harus ada huruf A. jika tidak, aku pasti tidak akan tertarik kepadanya.
                Pun, suatu ketika saat aku di minta untuk melontar bola besi berwarna hitam ini. Aku mau melakukannya karena ada huruf A dalam kata BOLA. Dan, jika aku melemparnya paling jauh, aku bisa jadi juara. JUARA. Ada huruf A di sana. Aku suka. Aku memang anak luar biasa.

                Dan benar saja, bolaku melesat paling jauh. Akupun menjadi juara. Aku mendapat kalung keping entah apa ini namanya. Sebenarnya aku tidak terlalu suka tapi tak mengapa, karena selain keping itu akupun mendapat bunga dan piala. Ada huruf A di sana. Aku suka.
                Sejak saat itu, namaku selalu di sebut banyak media. Ibu guru berkata bahwa ia teramat bangga. Bangga kepadaku. Begitupun ibuku. Sampai ia melompat kegirangan begitu. Namun aku tak berubah, aku tidak terlalu suka melontar bola. Aku lebih suka melukis huruf A. karena aku anak TK. TK luar biasa.
                Sejak kemenanganku, kemanapun aku selalu di buru. Kata mereka aku luar biasa. Bisa menjadi juara tingkat dunia. Lho?! Mengapa mereka baru sekarang mengatakannya. Bukannya aku memang anak luar biasa sejak lama.
                Kembali aku bertemu kakak itu lagi. Yang beberapa tahun lalu bertanya padaku  jika besar mau jadi apa nanti. Aku ingat pasti siapa dia. Karena aku pernah berteriak kepadanya. Namun kali ini tidak di sekolahku. Aku yang datang ke tempatnya bersama ibuku. Tempat apa ini? Cukup luas dengan dua kursi sofa di depan. Sebuah meja di depannya. Ada layar TV besar di belakangnya. Banyak lampu banyak kamera. Dan yang mengejutkanku, ada banyak sekali penontonnya. Mereka bertepuk tangan semua. Dari aku datang, maju ke depan hingga duduk di kursi sofa. Aku memang anak luar biasa.
                Si kakakpun mulai bertanya.
                “Bagaimana perasaan ibu memiliki Nanda?”
                Ibuku tidak menjawab, ia hanya mengis. Si kakakpun terlihat haru. Lantas , ia pun kembali berkata.
                “Pemirsa, mari kita berikan tepuk tangan kepada Ibu Diana. Atas kegigihannya merawat Nanda. Tujuh belas tahun bukanlah waktu yang singkat. Butuh kesabaran yang kuat untuk merawat Nanda yang luar biasa.”
                Tepuk tangan pemirsa riuh bergemuruh. Aku senang melihatnya. Aku suka.
                “Nah, sekarang Nanda sudah tidak malu lagi bukan? Ayo silahkan perkenalkan diri kepada pemirsa.” Kata si kakak selanjutnya.
                Kuberanikan diri maju ke depan,
                “Nama saya Nanda. Jika sudah besar saya ingin menjadi pelukis huruf A. Sekarang saya sekolah di TK LUAR BIASA.”
                Kembali penonton bertepuk tangan riuh bergemuruh. Hmm… aku memang anak TK yang luar biasa. Aku suka.
               
                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar