KAMU MANIS, KATAKU
Dulu
pertama kali jatuh padamu, sejak itu pula aku belajar mentatto. Bukan
tatto gambar naga atau hewan-hewan fantasi lainnya. Bukan pula
tulisan-tulisan semacam Hakuna Matata yang terkenal itu. Pun, bukan
motif tribal untuk tatto-tatto kebanyakan. Aku hanya belajar mentatto
dua huruf. Ya, mentatto namamu di mana-mana. Di screen saver
komputerku, dinding kamar, batang pohon, rerumputan di bawah jendela,
sinar matahari sampai belukar awan yang tak terlalu tinggi. Tapi
tidak di kulitku. Belum.
Keisengan baru itu lalu berlanjut dengan
penuhnya sudut-sudut notes kecilku yang bercampur dengan catatan kaku
kuliahku. Berkelahilah puisi dengan tulisan asam-basa yang memuakkan
dan mengusutkan otak. Berselisihan ia
dengan istilah-istilah genetika dan kemungkinan mutasinya. Ha ha ha,
menulis namamu saja sudah merupakan mutasi dalam gen itu sendiri.
Bagaimana untaian double helix menjelaskan penyimpangan ini? Bisakah
Holmes mengharapkan Watson untuk membantu mendeduksi teori kesalahan
kode translasi dan transkripsi? Yang aku mau, bukan protein macam
Timin-Pirimidin yang melingkar di double helix-ku. Yang aku mau
namamulah yang ku tatto menjadi tegaknya sel-sel tempat ragaku
berdiri. Memompa darah dari vena hingga ke ujung dada. Dari A milikku
ke B di pembuluhmu. Membuatku berdesir bila mendengar gelombang suara baritonmu dari ujung handphone. Aku tergugu. Aku kaku rindu pada rasa yang tak
kuakui padamu, dulu.
Hemm,
dan saat sepi menguliti rindu, aku mulai sering mentattomu di air
mataku. Mungkin kerinduan tak terbendung dan cinta dalam yang tak
terkatakan. Seberapa dalamnya palungmu? Aku tidak pernah bisa
mencapai dasarnya. Awalnya karena aku memang tak sanggup melakukan
ritual berpisah. Tapi mungkin karena kau juga tak bisa berjauhan
denganku. Air mata kita seperti darah yang terminumkan. Membuat mabuk
dan meracunkan. Kita harus berperang mematikan kobaran perasaan
perlahan-lahan. Memadamkan dengan air mata itu sendiri. Betapa
hebatnya ternyata hati manusia seperti kita. Tahan guncangan walau
belum tahu bagaimana belajar meredamnya. Tatto yang kupindai di
otakkupun semakin memudar. Seperti penggalan kata yang kau ucap,
“Jangan lupakan aku, tapi lupakan saja perasaan ini.” Aku memang
tak akan melupakanmu. Bagaimana mungkin aku bisa? Karena kau adalah
sebenarnya Tsunami cinta sesungguhku.
Dan
sekarang, aku bicara tentang sekarang. Aku mulai malas mentattomu
lagi. Mungkin semua sudah kembali mentah. Hanya kita berdua yang tahu
alasannya mengapa. Aku memang tidak akan mentatto namamu lagi. Tapi
dalam setiap petikan prosa dan puisi masih kaulah nyawa cerita yang
paling kuat. Sekarang, aku hanya akan belajar bagaimana menjadi
tegap, merekondisi jiwa yang nyaman terus-terusan dalam persimpangan.
Menggiring kembali pikiran gila yang selalu mengajak lepas dari
haluan. Saatnya kembali pulang ke akal sehat. Mungkin aku sudah
terlalu banyak mencoreti ari-ari bumi dengan dua huruf namamu. Sampai
aku tak mampu menghapusnya dengan tanganku, bajuku, atau peluhku.
Aku takut terlalu jauh. Dan aku sudah tak ingin terlalu jauh.
Namun hanya padamulah
aku akan selalu bertanya. Saat dunia tak mengerti apa yang kita rasa,
apa yang kita punya. Aku akan tetap menjadi orang yang tenggelam
dalam ke-ambigu-an dan mungkin terus beranomali sampai kapanpun.
Karena itulah aku. Kita lihat saja nanti di masa depan. Jangan lupakan
juga aku, terima kasih sudah melupakan perasaan ini. Kini aku hanya
ingin belajar menghapus tatto-tatto atas namamu dimana saja. Agar ia
tak selalu menghantuiku.
Nama
IO ada di sini
Di
nadi
Di
hati
Di
hari waktu IO menutup pintu mobil dan pergi
Karena
itu aku tak suka lagi memanggilmu
Aku
terlanjur suka nama IO-ku sendiri
Walau kau tak lagi
termiliki
Kamu tetap manis
untukku
Selamanya
Mario tergugu menggenggam dua lembar kertas itu. Display Cardiogram menunjukkan garis hijau lurus tanda tak ada lagi detak jantung di sana. Restu telah pergi untuk selamanya. Selamanya.
(Thanks to my lilbro and your ambigu)
drawing belong to http://lynnechapman.blogspot.com
(Thanks to my lilbro and your ambigu)
drawing belong to http://lynnechapman.blogspot.com
follow back yah, blognya udah difollow. www.andryosep.blogspot.com
BalasHapusthanks
kamu tuh nggambar sendiri kah, ngga ? :D *gak komen ceritanya, wes pokoknya galau* xD
BalasHapus