JADILAH MILIKKU, MAU?
Aku bahagia di sini.
Semuanya menyenangkan. Aku merasa nyaman. Semua peduli kepadaku.
Semua memperhatikanku. Ini mungkin balasan dari semua kebaikan yang
telah aku tanam. Aku di surga. Tempat ini penuh damai. Aku di
manjakan oleh banyak bidadari. Semuanya cantik. Semuanya sayang aku.
Namun ada satu yang paling aku suka. Tertawanya paling mempesona. Aku
suka melihat wanita tertawa. Serasa hilang semua problema.
Oh iya, sampai lupa aku
belum memperkenalkan diri. Namaku Guruh Rajasa. Seorang eksekutif
muda yang tampan kata orang, sudah cukup mapan dan siap berkeluarga.
Aku sudah ada calon. Namanya Jingga. Dia wanita yang cantik, pandai,
perhatian dan pengertian. Aku benar-benar terpesona di buatnya. Aku
terpukau oleh binar-binar aura yang di milikinya. Aku kesengsem.
Tapi itu dulu, sebelum
si mantan pacar Jingga kembali dari Eropa. Saat lelaki yang ia
panggil Raga itu datang, semua mendadak berubah begitu saja. Jingga
mulai sering berbohong. Mulai sulit untuk aku temui. Dan wajar saja
aku curiga. Karena sekarang telah ada Raga di antara kami berdua.
Benar saja, malam itu
aku berniat datang ke apartemennya. Berniat untuk mengejutkannya.
Berniat memintanya untuk menjadi milikku, untuk selamanya. Sengaja
aku minta security apartemen untuk mengetukkan pintu apartemennya
untukku. Niatnya sih, supaya dia melihat si security dulu sementara
aku bersembunyi untuk muncul tiba-tiba. Mengejutkannya. Namun apa
yang terjadi. Apa yang aku lihat sungguh menyayat hatiku. Pilu. Perih
rasanya ketika melihat si Raga, ya mantan kekasih Jingga itu muncul
dari balik pintu. Aku langsung emosi. Ku dorong pintu dan aku masuk
ke dalam. Apa yang aku lihat tidaklah layak untuk kuceritakan. Cukup
aku sendiri yang tahu. Dan merasakan betapa sakitnya hatiku malam
itu.
Hari-hari terasa lambat
bergerak untuk meninggalkan semuanya. Aku masih terperangkap antara
benci dan cintaku kepada Jingga. Masih ingat kata-kata terakhirnya
ketika bertemu denganku. “Maafkan aku Guntur, aku tidak bisa
membohongi perasaan ini. Raga adalah cinta pertamaku. Dan ternyata
kamu belum mampu menggantikannya di hatiku. Meski aku memaksa. Maaf.”
Sakit rasanya mendengar kalimat itu. Ingin aku muntahkan caci dan
maki kepadanya, saat itu juga. Namun, keterpenjaraan rasa cinta dan
benciku padanya inilah yang mengurungkan semuanya. Aku masih
mencintainya meski aku sangat membencinya.
Namun, semua telah
berlalu. Tuhan masih menyayangiku. Kini aku aku mulai mendapatkan
pengganti Jingga. Bidadari cantik yang satu ini selalu bisa
membirukan hatiku. Aku mau denganmu. Maukah kamu menjadi milikku?
Ah…senangnya.
………
“Bagaimana Dok, apakah
Kakak saya bisa sembuh?”
“Bisa saja mas Guntur.
Saya yakin bisa. Namun perlu waktu. Percayalah. Kami akan berusaha
sekuat tenaga.”
“Saya minta tolong ya,
Dok.”
“Pasti. Kami akan
usahakan yang terbaik untuk Mas Guruh.”
Guntur menarik nafasnya
dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Dia hanya bisa prihatin
atas apa yang terjadi pada kakaknya. Di kejauhan, tampak Guruh
menari-nari riang bersama suster-suster yang memang cantik layaknya
bidadari.
Guntur dan Guruh..
BalasHapusSepertinya familiar...hehe
Besok bikin Birawa dan Tiffani. Sekuel nya ini ^^
Hapus