^^

Senin, 16 Januari 2012

#15HariNgeblogFF #Hari05


JADILAH MILIKKU, MAU?

Aku bahagia di sini. Semuanya menyenangkan. Aku merasa nyaman. Semua peduli kepadaku. Semua memperhatikanku. Ini mungkin balasan dari semua kebaikan yang telah aku tanam. Aku di surga. Tempat ini penuh damai. Aku di manjakan oleh banyak bidadari. Semuanya cantik. Semuanya sayang aku. Namun ada satu yang paling aku suka. Tertawanya paling mempesona. Aku suka melihat wanita tertawa. Serasa hilang semua problema.

Oh iya, sampai lupa aku belum memperkenalkan diri. Namaku Guruh Rajasa. Seorang eksekutif muda yang tampan kata orang, sudah cukup mapan dan siap berkeluarga. Aku sudah ada calon. Namanya Jingga. Dia wanita yang cantik, pandai, perhatian dan pengertian. Aku benar-benar terpesona di buatnya. Aku terpukau oleh binar-binar aura yang di milikinya. Aku kesengsem.

Tapi itu dulu, sebelum si mantan pacar Jingga kembali dari Eropa. Saat lelaki yang ia panggil Raga itu datang, semua mendadak berubah begitu saja. Jingga mulai sering berbohong. Mulai sulit untuk aku temui. Dan wajar saja aku curiga. Karena sekarang telah ada Raga di antara kami berdua.

Benar saja, malam itu aku berniat datang ke apartemennya. Berniat untuk mengejutkannya. Berniat memintanya untuk menjadi milikku, untuk selamanya. Sengaja aku minta security apartemen untuk mengetukkan pintu apartemennya untukku. Niatnya sih, supaya dia melihat si security dulu sementara aku bersembunyi untuk muncul tiba-tiba. Mengejutkannya. Namun apa yang terjadi. Apa yang aku lihat sungguh menyayat hatiku. Pilu. Perih rasanya ketika melihat si Raga, ya mantan kekasih Jingga itu muncul dari balik pintu. Aku langsung emosi. Ku dorong pintu dan aku masuk ke dalam. Apa yang aku lihat tidaklah layak untuk kuceritakan. Cukup aku sendiri yang tahu. Dan merasakan betapa sakitnya hatiku malam itu.


Hari-hari terasa lambat bergerak untuk meninggalkan semuanya. Aku masih terperangkap antara benci dan cintaku kepada Jingga. Masih ingat kata-kata terakhirnya ketika bertemu denganku. “Maafkan aku Guntur, aku tidak bisa membohongi perasaan ini. Raga adalah cinta pertamaku. Dan ternyata kamu belum mampu menggantikannya di hatiku. Meski aku memaksa. Maaf.” Sakit rasanya mendengar kalimat itu. Ingin aku muntahkan caci dan maki kepadanya, saat itu juga. Namun, keterpenjaraan rasa cinta dan benciku padanya inilah yang mengurungkan semuanya. Aku masih mencintainya meski aku sangat membencinya.

Namun, semua telah berlalu. Tuhan masih menyayangiku. Kini aku aku mulai mendapatkan pengganti Jingga. Bidadari cantik yang satu ini selalu bisa membirukan hatiku. Aku mau denganmu. Maukah kamu menjadi milikku? Ah…senangnya.

………
“Bagaimana Dok, apakah Kakak saya bisa sembuh?”
“Bisa saja mas Guntur. Saya yakin bisa. Namun perlu waktu. Percayalah. Kami akan berusaha sekuat tenaga.”
“Saya minta tolong ya, Dok.”
“Pasti. Kami akan usahakan yang terbaik untuk Mas Guruh.”
Guntur menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Dia hanya bisa prihatin atas apa yang terjadi pada kakaknya. Di kejauhan, tampak Guruh menari-nari riang bersama suster-suster yang memang cantik layaknya bidadari.

2 komentar: