^^

Sabtu, 14 Januari 2012

#15HariNgeblogFF #Hari03


KAMU MANIS, KATAKU

Dulu pertama kali jatuh padamu, sejak itu pula aku belajar mentatto. Bukan tatto gambar naga atau hewan-hewan fantasi lainnya. Bukan pula tulisan-tulisan semacam Hakuna Matata yang terkenal itu. Pun, bukan motif tribal untuk tatto-tatto kebanyakan. Aku hanya belajar mentatto dua huruf. Ya, mentatto namamu di mana-mana. Di screen saver komputerku, dinding kamar, batang pohon, rerumputan di bawah jendela, sinar matahari sampai belukar awan yang tak terlalu tinggi. Tapi tidak di kulitku. Belum. 

Keisengan baru itu lalu berlanjut dengan penuhnya sudut-sudut notes kecilku yang bercampur dengan catatan kaku kuliahku. Berkelahilah puisi dengan tulisan asam-basa yang memuakkan dan mengusutkan otak. Berselisihan ia dengan istilah-istilah genetika dan kemungkinan mutasinya. Ha ha ha, menulis namamu saja sudah merupakan mutasi dalam gen itu sendiri. Bagaimana untaian double helix menjelaskan penyimpangan ini? Bisakah Holmes mengharapkan Watson untuk membantu mendeduksi teori kesalahan kode translasi dan transkripsi? Yang aku mau, bukan protein macam Timin-Pirimidin yang melingkar di double helix-ku. Yang aku mau namamulah yang ku tatto menjadi tegaknya sel-sel tempat ragaku berdiri. Memompa darah dari vena hingga ke ujung dada. Dari A milikku ke B di pembuluhmu. Membuatku berdesir bila mendengar gelombang suara baritonmu dari ujung handphone. Aku tergugu. Aku kaku rindu pada rasa yang tak kuakui padamu, dulu.

Hemm, dan saat sepi menguliti rindu, aku mulai sering mentattomu di air mataku. Mungkin kerinduan tak terbendung dan cinta dalam yang tak terkatakan. Seberapa dalamnya palungmu? Aku tidak pernah bisa mencapai dasarnya. Awalnya karena aku memang tak sanggup melakukan ritual berpisah. Tapi mungkin karena kau juga tak bisa berjauhan denganku. Air mata kita seperti darah yang terminumkan. Membuat mabuk dan meracunkan. Kita harus berperang mematikan kobaran perasaan perlahan-lahan. Memadamkan dengan air mata itu sendiri. Betapa hebatnya ternyata hati manusia seperti kita. Tahan guncangan walau belum tahu bagaimana belajar meredamnya. Tatto yang kupindai di otakkupun semakin memudar. Seperti penggalan kata yang kau ucap, “Jangan lupakan aku, tapi lupakan saja perasaan ini.” Aku memang tak akan melupakanmu. Bagaimana mungkin aku bisa? Karena kau adalah sebenarnya Tsunami cinta sesungguhku.

Dan sekarang, aku bicara tentang sekarang. Aku mulai malas mentattomu lagi. Mungkin semua sudah kembali mentah. Hanya kita berdua yang tahu alasannya mengapa. Aku memang tidak akan mentatto namamu lagi. Tapi dalam setiap petikan prosa dan puisi masih kaulah nyawa cerita yang paling kuat. Sekarang, aku hanya akan belajar bagaimana menjadi tegap, merekondisi jiwa yang nyaman terus-terusan dalam persimpangan. Menggiring kembali pikiran gila yang selalu mengajak lepas dari haluan. Saatnya kembali pulang ke akal sehat. Mungkin aku sudah terlalu banyak mencoreti ari-ari bumi dengan dua huruf namamu. Sampai aku tak mampu menghapusnya dengan tanganku, bajuku, atau peluhku. Aku takut terlalu jauh. Dan aku sudah tak ingin terlalu jauh.

         Namun hanya padamulah aku akan selalu bertanya. Saat dunia tak mengerti apa yang kita rasa, apa yang kita punya. Aku akan tetap menjadi orang yang tenggelam dalam ke-ambigu-an dan mungkin terus beranomali sampai kapanpun. Karena itulah aku. Kita lihat saja nanti di masa depan. Jangan lupakan juga aku, terima kasih sudah melupakan perasaan ini. Kini aku hanya ingin belajar menghapus tatto-tatto atas namamu dimana saja. Agar ia tak selalu menghantuiku.

Nama IO ada di sini
Di nadi 
Di hati
Di hari waktu IO menutup pintu mobil dan pergi
Karena itu aku tak suka lagi memanggilmu
Aku terlanjur suka nama IO-ku sendiri
            Walau kau tak lagi termiliki
            Kamu tetap manis untukku
            Selamanya
           
        Mario tergugu menggenggam dua lembar kertas itu. Display Cardiogram menunjukkan garis hijau lurus tanda tak ada lagi detak jantung di sana.  Restu telah pergi untuk selamanya. Selamanya.
        




(Thanks to my lilbro and your ambigu)
drawing belong to http://lynnechapman.blogspot.com

2 komentar:

  1. follow back yah, blognya udah difollow. www.andryosep.blogspot.com
    thanks

    BalasHapus
  2. kamu tuh nggambar sendiri kah, ngga ? :D *gak komen ceritanya, wes pokoknya galau* xD

    BalasHapus